Asteroid dan Meteor
Apakah Asteroid Itu ?
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil. Ukurannya 1 km lebih, yang terbesar 700 km. Terdapat beribu-ribu Asteroid dalam sistem tata surya. Sebagian besar ditemukan daerah khusus asteroid antara planet mars dan planet yupiter. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid "Apollo". Banyak diantara asteroid yang sudah dinamakan oleh para ilmuwan dengan nama para ilmuwan yang menemukannya.
Sejarah penemuan asteroid
Penemuan asteroid yang pertama terjadi lebih dari dua abad yang lalu, yaitu pada tahun 1801, oleh Piazzi seorang astronom Italia. Asteroid temuannya yang diberi nama Ceres, pada awalnya diduga sebagai planet yang hilang sebagaimana diramalkan oleh hukum Titius-Bode. Benda angkasa tersebut hingga kini memegang rekor sebagai asteroid terbesar di Tata Surya dengan taksiran garis tengah lebih dari 900 kilometer.
Terbentuknya Asteroid
Asteroid terbentuk dari material yang menjadi saksi bisu dari proses terbentuknya Tata Surya sekitar empat setengah miliar tahun yang lalu di bawah pengaruh interaksi gravitasi. Sebagian besar populasi asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter, daerah yang dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids - Amor, Apollo, Aten).
Lain halnya dengan komet. Benda langit yang oleh banyak kultur bangsa diidentikkan dengan pertanda buruk ini berasal dari tepian Tata Surya. Awan Oort yang berada jauh di luar orbit Pluto dipercaya sebagai tempat pembiakannya. Seperti anggota Tata Surya lainnya, komet pun mengorbit Matahari. Akibat gangguan gravitasi dari planet-planet raksas a di Tata Surya, komet-komet tersebut dapat berubah orbitnya. Dari yang semula berada di tepian Tata Surya menjadi bermukim di Tata Surya bagian dalam menjadi komet berperiode pendek.
Meteor
Apakah Meteor Itu ?
Meteor atau disebut juga bintang jatuh adalah bagian dari angkasa yang terpisah dari asteroid. Orbit meteor terhadap matahari dinamakan "Meteoroid" yang terdiri dari bebatuan dan bongkahan logam seperti besi dan nikel. Meteor yang jatuh jika kita lihat mempunyai cahaya yang melewati langit seperti bola api.
Terkadang, bumi dijatuhi meteor. Hal ini disebut sebagai hujan meteor. Hujan meteor atau pancaran meteor terlihat di langit hampir pada tanggal yang sama dalam setiap tahun. Kejadian yang paling indah terjadi sekitar tanggal 3 januari, 12 agustus dan 14 desember. Jutaan meteor masuk kedalam atmosfir bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan jatuh ke bumi. Sebuah meteor yang jatuh kebumi disebut dengan batu bintang. Meteor besar pernah jatuh di daerah Afrika Selatan, Antartika, Rusia, Kanada dan sejumlah tempat lainnya.
Meteor besar yang jatuh ke bumi akan membentuk kawah-kawah seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
KOMET
Apakah Komet Itu ?
Komet merupakan benda terbesar dalam tata surya. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil sampai angkasa. Karena itu, seringkali komet disebut dengan bintang berekor. Komet merupakan benda angkasa seperti lapisan batu yang terlihat mempunyai cahaya dikarenakan adanya gesekan-gesekan atom-atom di udara.
Pada tahun 1705 Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet “Halley”. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 16x8x8 km. Inti dari halley sangat gelap. Diperkirakan KometHalley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat berbagai macam nama komet lainnya yang diantaranya, komet Hyakutake dan komet Hale-Bopp. Pada waktu 251 juta tahun lalu terjadi kepunahan yang sangat besar disebabkan komet atau asteroid yang menabrak bumi, kata para peneliti AS. Kesimpulan itu diperoleh dari atom yang terjebak di dalam kerangka molekular karbon. Tetapi belum diketahui di mana letak tempat tabrakan komet atau asteroid dengan bumi tersebut.
Pada saat itu bumi masih berupa satu benua raksasa yang disebut Pangea. Tapi para ilmuwan berhasil mengidentifikasi jalur komet atau asteroid yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu yang ada pada saat itu terdapat molekul karbon rumit yang disebut fullerene yang berisi isotop helium dan argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya 60 atom karbon dalam struktur yang mirip bola sepak.
Penelitian yang dilakukan terasa sulit, karena hanya segelintir batu berusia 251 juta tahun yang masih tersisa di bumi. Sebagian besar batu berusia itu sudah didaur ulang melalui proses tektonik di bumi ini. Para peneliti memperkirakan komet atau asteroid tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau komet sebesar ini yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu. Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika berukuran kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika berukuran lebih besar dari 12 km, maka fullerene yang mengandung gas disebarkan ke seluruh dunia.
“Dampak tabrakan asteroid atau komet seukuran itu mengeluarkan energi yang pada dasarnya sekuat 1 juta kali gempa bumi terbesar yang tercatat selama abad lalu,” kata Robert Poreda, profesor ilmu bumi dan ilmu lingkungan dari Universitas Rochester, New York, AS. Para peneliti yakin bahwa dampak dan kecepatan kepunahan terjadi simultan dengan beberapa aktivitas vulkanis di dunia yang pernah terjadi. Hal itu menyebabkan punahnya 90% spesies laut dan 70% spesies binatang di daratan. Kepunahan massal pada 251 juta tahun lalu merupakan yang terbesar. Banyak fosil, seperti trilobites yang memiliki 15.000 spesies, benar-benar punah dari atas bumi.Terdapat berbagai macam nama komet diantaranya, komet Hyakutake, komet Hale-Bopp, dan komet Halley.
Ada lubang di angkasa ?
Ilmu astronomi setiap waktu terus berkembang. Seiring perkembangannya, banyak penemuan-penemuan baru peristiwa alam yang terjadi di ruang angkasa. Salah satunya, yang belum lama ditemukan, adalah Black Hole (lubang hitam). Lubang hitam terbentuk ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat kuat.
Kita tidak mampu melihat Black Hole dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya. Sebelumnya para astronom sudah melihat bagaimana Black Hole menyedot gas yang beterbangan di sekitarnya, lalu memanaskan gas tersebut sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang cahaya tampak dan sinar-X. Mereka juga memperkirakan bahwa sebuah bintang sekalipun bisa terkoyak karena daya tarik gravitasi sebuah Black Hole. Bukti terbaru memotret fenomena ini. Berdasarkan pengamatan dari tiga teleskop ruang angkasa sinar-X selama lebih dari satu dekade, para astronom melihat sebuah bintang yang terlempar mendekati pusat sebuah galaksi akibat kedekatan posisinya dengan bintang lain. Dalam perjalanannya menempuh jalur tersebut, ia mendekati sebuah Black Hole raksasa yang massanya setara dengan 100 juta kali massa Matahari, lalu tersedot ke dalam lubang hitam itu.
"Bintang itu sesungguhnya bisa selamat bila hanya terhisap sebagian, misalnya gasnya saja," ujar Stefanie Komossa, astronom di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman. "Namun dalam peristiwa ini ia terhisap seluruhnya." Black Hole raksasa yang menyedotnya berada dekat pusat galaksi RX J1242-11. Jaraknya sekitar 700 juta tahun cahaya dari bumi. Sementara bintang yang dihisapnya seukuran matahari. Ia terkoyak-koyak dan terhisap selama beberapa hari.
Teori Lubang Hitam pertama kali diperkenalkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.Istilah Black Hole pertama kali digunakan tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat. Sebab, cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap.
Cahaya tidak dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini merupakan massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil. Gravitasi raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton (partikel cahaya). Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang hitam bergaris tengah 'hanya' 20 kilometer.
Black Hole yang terbentuk itu berwarna hitam, yang berarti tertutup dari pengamatan langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini diketahui secara tidak langsung, melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya terhadap benda-benda langit lainnya. Selain itu, bintang-bintang bermassa besar juga menyebabkan terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat ditemukan di ruang angkasa. Namun, Black Hole tidak hanya menimbulkan lekukan-lekukan di ruang angkasa tapi juga membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa bintang-bintang runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam.
Sedikit cahaya
Para peneliti menemukan, lubang hitam ini lebih banyak menghasilkan energi dalam bentuk pancaran. Kapasitasnya mencapai 1.000 kali lebih besar daripada energi dalam bentuk cahaya. "Itulah misterinya, bagaimana lubang hitam ini mengatur energi yang dihasilkan agar lebih banyak pancaran daripada cahaya," kata salah satu penelitinya Christopher Reynolds dari Universitas Maryland. Meskipun demikian, belum dapat dipastikan mengapa demikian. Energi yang dipancarkan lebih banyak dalam bentuk gelombang radio, namun setidaknya ada sebuah lubang hitam yang menghasilkan energi dalam bentuk sinar-X. "Energi yang dipancarkan sungguh besar hingga triliunan watt," kata Allen. Saat menjalar dari pusat lubang hitam secepat cahaya, pancaran energi membentuk rongga atau gelembung energi pada lingkungan gas di sekitarnya. Beberapa gelembung energi ini mungkin mengembang hingga puluhan ribu tahun cahaya. Gelembung ini juga dapat dibentuk oleh ledakan bintang yang disebut supernova. Sistem tata surya kita juga dibungkus struktur serupa disebut Gelembung Lokal yang terbentuk akibat ledakan di masa lalu. Para peneliti menggunakan gelembung-gelembung ini untuk mengukur efisiensi lubang hitam. Menggunakan citra rekaman Chandra, mereka menghitung seberapa banyak bahan bakar gas yang dipakai setiap lubang hitam. Dari sana, mereka dapat memperkirakan energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gelembung-gelembung tersebut.
Lubang hitam Menjaga bentang galaksi
Proses ini tentu saja berlaku juga pada jenis lubang hitam lainnya, misalnya lubang hitam massa stellar yang ukurannya lebih kecil. "Kami telah mengetahui sebelumnya bahwa quasar sangat efisien dalam menghasilkan cahaya. Sekarang, kami juga mengetahui bahwa lubang hitam di galaksi yang berbentuk elips juga seefisien itu," kata Kim Weaver, seorang peneliti di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa seluruh lubang hitam mungkin memiliki ciri yang sama, yaitu sebagai sumber energi hijau. Sifat ramah lingkungan lubang hitam raksasa juga dapat ditinjau dari sisi lain. Energi yang dipancarkan setiap lubang hitam menghangatkan lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut dapat mencegah pendinginan dan menyatunya gas membentuk miliaran bintang-bintang baru. Artinya, proses ini mencegah galaksi berkembang terlalu cepat.
"Dalam kacamata lingkungan, lubang hitam akan menjaga bentang galaksi agar tidak menyerobot lingkungan sekitarnya," kata Weaver. Penelitian tersebut akan dipublikasikan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society edisi terbaru.
Diatas tadi sudah dijelaskan bahwa lubang hitam tidak mungkin diamati secara visual. Namun demikian, secara tidak langsung para astronom juga dapat melihat indiksi keberadaannya. Saat materi berupa gas jatuh kedalam lubang hitam (kemungkinan berasal dari bintang yang terdekat), gas tersebut akan memanas dan berpijar, sehingga dapat "terlihat". Terlihat dalam tanda kutip, karena bukan dalam bentuk cahaya yang bisa dilihat secara visual, melainkan berupa foton yang berenergi tinggi seperti halnya sinar X. Apa yang mungkin terlihat dari sebuah lubang hitam melalui teleskop adalah sebuah cakram materi yang berputar seraya berpijar dengan lubang hitam berada di pusatnya.
Ukuran lubang hitam
Lantas berapa ukuran sebuah lubang hitam? Tidak ada batasan seberapa besar sebuah lubang hitam dapat terbentuk. Lubang hitam yang diperkirakan ada di pusat galaksi memiliki masa yang ekuivalen dengan 1 miliar kali massa Matahari dengan pancaran radiasi setara dengan jari-jari dari tata surya kita. Sebaliknya, lubang hitam juga bisa berukuran sangat kecil. Menurut teori relativitas umum, juga tidak ada batasan seberapa kecil ukuran sebuah lubang hitam. Tetapi, berdasarkan teori gravitasi dan mekanika kuantum serta beberapa teori lain yang sedang dikembangkan, diperoleh petunjuk bahwa lubang hitam tidak mungkin memiliki jari-jari (radius) lebih kecil daripada 10 pangkat -33 cm atau 0.000000000000000000000000000000001 cm.
Apakah Asteroid Itu ?
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil. Ukurannya 1 km lebih, yang terbesar 700 km. Terdapat beribu-ribu Asteroid dalam sistem tata surya. Sebagian besar ditemukan daerah khusus asteroid antara planet mars dan planet yupiter. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid "Apollo". Banyak diantara asteroid yang sudah dinamakan oleh para ilmuwan dengan nama para ilmuwan yang menemukannya.
Sejarah penemuan asteroid
Penemuan asteroid yang pertama terjadi lebih dari dua abad yang lalu, yaitu pada tahun 1801, oleh Piazzi seorang astronom Italia. Asteroid temuannya yang diberi nama Ceres, pada awalnya diduga sebagai planet yang hilang sebagaimana diramalkan oleh hukum Titius-Bode. Benda angkasa tersebut hingga kini memegang rekor sebagai asteroid terbesar di Tata Surya dengan taksiran garis tengah lebih dari 900 kilometer.
Terbentuknya Asteroid
Asteroid terbentuk dari material yang menjadi saksi bisu dari proses terbentuknya Tata Surya sekitar empat setengah miliar tahun yang lalu di bawah pengaruh interaksi gravitasi. Sebagian besar populasi asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter, daerah yang dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids - Amor, Apollo, Aten).
Lain halnya dengan komet. Benda langit yang oleh banyak kultur bangsa diidentikkan dengan pertanda buruk ini berasal dari tepian Tata Surya. Awan Oort yang berada jauh di luar orbit Pluto dipercaya sebagai tempat pembiakannya. Seperti anggota Tata Surya lainnya, komet pun mengorbit Matahari. Akibat gangguan gravitasi dari planet-planet raksas a di Tata Surya, komet-komet tersebut dapat berubah orbitnya. Dari yang semula berada di tepian Tata Surya menjadi bermukim di Tata Surya bagian dalam menjadi komet berperiode pendek.
Meteor
Apakah Meteor Itu ?
Meteor atau disebut juga bintang jatuh adalah bagian dari angkasa yang terpisah dari asteroid. Orbit meteor terhadap matahari dinamakan "Meteoroid" yang terdiri dari bebatuan dan bongkahan logam seperti besi dan nikel. Meteor yang jatuh jika kita lihat mempunyai cahaya yang melewati langit seperti bola api.
Terkadang, bumi dijatuhi meteor. Hal ini disebut sebagai hujan meteor. Hujan meteor atau pancaran meteor terlihat di langit hampir pada tanggal yang sama dalam setiap tahun. Kejadian yang paling indah terjadi sekitar tanggal 3 januari, 12 agustus dan 14 desember. Jutaan meteor masuk kedalam atmosfir bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan jatuh ke bumi. Sebuah meteor yang jatuh kebumi disebut dengan batu bintang. Meteor besar pernah jatuh di daerah Afrika Selatan, Antartika, Rusia, Kanada dan sejumlah tempat lainnya.
Meteor besar yang jatuh ke bumi akan membentuk kawah-kawah seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
KOMET
Apakah Komet Itu ?
Komet merupakan benda terbesar dalam tata surya. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil sampai angkasa. Karena itu, seringkali komet disebut dengan bintang berekor. Komet merupakan benda angkasa seperti lapisan batu yang terlihat mempunyai cahaya dikarenakan adanya gesekan-gesekan atom-atom di udara.
Pada tahun 1705 Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet “Halley”. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 16x8x8 km. Inti dari halley sangat gelap. Diperkirakan KometHalley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat berbagai macam nama komet lainnya yang diantaranya, komet Hyakutake dan komet Hale-Bopp. Pada waktu 251 juta tahun lalu terjadi kepunahan yang sangat besar disebabkan komet atau asteroid yang menabrak bumi, kata para peneliti AS. Kesimpulan itu diperoleh dari atom yang terjebak di dalam kerangka molekular karbon. Tetapi belum diketahui di mana letak tempat tabrakan komet atau asteroid dengan bumi tersebut.
Pada saat itu bumi masih berupa satu benua raksasa yang disebut Pangea. Tapi para ilmuwan berhasil mengidentifikasi jalur komet atau asteroid yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu yang ada pada saat itu terdapat molekul karbon rumit yang disebut fullerene yang berisi isotop helium dan argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya 60 atom karbon dalam struktur yang mirip bola sepak.
Penelitian yang dilakukan terasa sulit, karena hanya segelintir batu berusia 251 juta tahun yang masih tersisa di bumi. Sebagian besar batu berusia itu sudah didaur ulang melalui proses tektonik di bumi ini. Para peneliti memperkirakan komet atau asteroid tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau komet sebesar ini yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu. Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika berukuran kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika berukuran lebih besar dari 12 km, maka fullerene yang mengandung gas disebarkan ke seluruh dunia.
“Dampak tabrakan asteroid atau komet seukuran itu mengeluarkan energi yang pada dasarnya sekuat 1 juta kali gempa bumi terbesar yang tercatat selama abad lalu,” kata Robert Poreda, profesor ilmu bumi dan ilmu lingkungan dari Universitas Rochester, New York, AS. Para peneliti yakin bahwa dampak dan kecepatan kepunahan terjadi simultan dengan beberapa aktivitas vulkanis di dunia yang pernah terjadi. Hal itu menyebabkan punahnya 90% spesies laut dan 70% spesies binatang di daratan. Kepunahan massal pada 251 juta tahun lalu merupakan yang terbesar. Banyak fosil, seperti trilobites yang memiliki 15.000 spesies, benar-benar punah dari atas bumi.Terdapat berbagai macam nama komet diantaranya, komet Hyakutake, komet Hale-Bopp, dan komet Halley.
Ada lubang di angkasa ?
Ilmu astronomi setiap waktu terus berkembang. Seiring perkembangannya, banyak penemuan-penemuan baru peristiwa alam yang terjadi di ruang angkasa. Salah satunya, yang belum lama ditemukan, adalah Black Hole (lubang hitam). Lubang hitam terbentuk ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat kuat.
Kita tidak mampu melihat Black Hole dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya. Sebelumnya para astronom sudah melihat bagaimana Black Hole menyedot gas yang beterbangan di sekitarnya, lalu memanaskan gas tersebut sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang cahaya tampak dan sinar-X. Mereka juga memperkirakan bahwa sebuah bintang sekalipun bisa terkoyak karena daya tarik gravitasi sebuah Black Hole. Bukti terbaru memotret fenomena ini. Berdasarkan pengamatan dari tiga teleskop ruang angkasa sinar-X selama lebih dari satu dekade, para astronom melihat sebuah bintang yang terlempar mendekati pusat sebuah galaksi akibat kedekatan posisinya dengan bintang lain. Dalam perjalanannya menempuh jalur tersebut, ia mendekati sebuah Black Hole raksasa yang massanya setara dengan 100 juta kali massa Matahari, lalu tersedot ke dalam lubang hitam itu.
"Bintang itu sesungguhnya bisa selamat bila hanya terhisap sebagian, misalnya gasnya saja," ujar Stefanie Komossa, astronom di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman. "Namun dalam peristiwa ini ia terhisap seluruhnya." Black Hole raksasa yang menyedotnya berada dekat pusat galaksi RX J1242-11. Jaraknya sekitar 700 juta tahun cahaya dari bumi. Sementara bintang yang dihisapnya seukuran matahari. Ia terkoyak-koyak dan terhisap selama beberapa hari.
Teori Lubang Hitam pertama kali diperkenalkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.Istilah Black Hole pertama kali digunakan tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat. Sebab, cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap.
Cahaya tidak dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini merupakan massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil. Gravitasi raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton (partikel cahaya). Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang hitam bergaris tengah 'hanya' 20 kilometer.
Black Hole yang terbentuk itu berwarna hitam, yang berarti tertutup dari pengamatan langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini diketahui secara tidak langsung, melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya terhadap benda-benda langit lainnya. Selain itu, bintang-bintang bermassa besar juga menyebabkan terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat ditemukan di ruang angkasa. Namun, Black Hole tidak hanya menimbulkan lekukan-lekukan di ruang angkasa tapi juga membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa bintang-bintang runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam.
Sedikit cahaya
Para peneliti menemukan, lubang hitam ini lebih banyak menghasilkan energi dalam bentuk pancaran. Kapasitasnya mencapai 1.000 kali lebih besar daripada energi dalam bentuk cahaya. "Itulah misterinya, bagaimana lubang hitam ini mengatur energi yang dihasilkan agar lebih banyak pancaran daripada cahaya," kata salah satu penelitinya Christopher Reynolds dari Universitas Maryland. Meskipun demikian, belum dapat dipastikan mengapa demikian. Energi yang dipancarkan lebih banyak dalam bentuk gelombang radio, namun setidaknya ada sebuah lubang hitam yang menghasilkan energi dalam bentuk sinar-X. "Energi yang dipancarkan sungguh besar hingga triliunan watt," kata Allen. Saat menjalar dari pusat lubang hitam secepat cahaya, pancaran energi membentuk rongga atau gelembung energi pada lingkungan gas di sekitarnya. Beberapa gelembung energi ini mungkin mengembang hingga puluhan ribu tahun cahaya. Gelembung ini juga dapat dibentuk oleh ledakan bintang yang disebut supernova. Sistem tata surya kita juga dibungkus struktur serupa disebut Gelembung Lokal yang terbentuk akibat ledakan di masa lalu. Para peneliti menggunakan gelembung-gelembung ini untuk mengukur efisiensi lubang hitam. Menggunakan citra rekaman Chandra, mereka menghitung seberapa banyak bahan bakar gas yang dipakai setiap lubang hitam. Dari sana, mereka dapat memperkirakan energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gelembung-gelembung tersebut.
Lubang hitam Menjaga bentang galaksi
Proses ini tentu saja berlaku juga pada jenis lubang hitam lainnya, misalnya lubang hitam massa stellar yang ukurannya lebih kecil. "Kami telah mengetahui sebelumnya bahwa quasar sangat efisien dalam menghasilkan cahaya. Sekarang, kami juga mengetahui bahwa lubang hitam di galaksi yang berbentuk elips juga seefisien itu," kata Kim Weaver, seorang peneliti di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa seluruh lubang hitam mungkin memiliki ciri yang sama, yaitu sebagai sumber energi hijau. Sifat ramah lingkungan lubang hitam raksasa juga dapat ditinjau dari sisi lain. Energi yang dipancarkan setiap lubang hitam menghangatkan lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut dapat mencegah pendinginan dan menyatunya gas membentuk miliaran bintang-bintang baru. Artinya, proses ini mencegah galaksi berkembang terlalu cepat.
"Dalam kacamata lingkungan, lubang hitam akan menjaga bentang galaksi agar tidak menyerobot lingkungan sekitarnya," kata Weaver. Penelitian tersebut akan dipublikasikan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society edisi terbaru.
Diatas tadi sudah dijelaskan bahwa lubang hitam tidak mungkin diamati secara visual. Namun demikian, secara tidak langsung para astronom juga dapat melihat indiksi keberadaannya. Saat materi berupa gas jatuh kedalam lubang hitam (kemungkinan berasal dari bintang yang terdekat), gas tersebut akan memanas dan berpijar, sehingga dapat "terlihat". Terlihat dalam tanda kutip, karena bukan dalam bentuk cahaya yang bisa dilihat secara visual, melainkan berupa foton yang berenergi tinggi seperti halnya sinar X. Apa yang mungkin terlihat dari sebuah lubang hitam melalui teleskop adalah sebuah cakram materi yang berputar seraya berpijar dengan lubang hitam berada di pusatnya.
Ukuran lubang hitam
Lantas berapa ukuran sebuah lubang hitam? Tidak ada batasan seberapa besar sebuah lubang hitam dapat terbentuk. Lubang hitam yang diperkirakan ada di pusat galaksi memiliki masa yang ekuivalen dengan 1 miliar kali massa Matahari dengan pancaran radiasi setara dengan jari-jari dari tata surya kita. Sebaliknya, lubang hitam juga bisa berukuran sangat kecil. Menurut teori relativitas umum, juga tidak ada batasan seberapa kecil ukuran sebuah lubang hitam. Tetapi, berdasarkan teori gravitasi dan mekanika kuantum serta beberapa teori lain yang sedang dikembangkan, diperoleh petunjuk bahwa lubang hitam tidak mungkin memiliki jari-jari (radius) lebih kecil daripada 10 pangkat -33 cm atau 0.000000000000000000000000000000001 cm.
0 comments:
Post a Comment
Silakan Anda berkomentar, Namun tetap Jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam. SObat yang me-link saya, saya balas dengan me-link sobat..